Selamat Datang di Blog Bimbingan Konseling Islam ((Semoga Anda Terinspirasi))

Senin, 10 Januari 2011

ORIENTASI DAN RUANG LINGKUP BIMBINGAN DAN KONSELING

MAKALAH
ORIENTASI DAN RUANG LINGKUP
BIMBINGAN DAN KONSELING
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Dalam Mata kuliah Dasar-dasar Konseling kepada Ibu. Rifda.M.pd

DISUSUN OLEH
Riyan Hidayat : 09.11.08.0050
Jurusan : Bimbingan dan Konseling
Islam








FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ( IAIN )
RADEN INTAN LAMPUNG








DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL I
KATA PENGANTAR II
DAFTAR ISI 1
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah 2
Permasalahan 2
PEMBAHASAN
Orientasi Bimbingan dan Konseling 3
Orientasi perseorangan 3
Orientasi perkembangan 4
Orientasi Permasalahan 4
Ruang lingkup bimbingan dan konseling 5
Pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah 5
Tanggung jawab konselor kepada sekolah. 6
Bimbingan dan konseling keluarga 6
Bimbingan dan konseling dalam lingkungan yang lebih luas 7
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pelayanan bimbingan dan konseling diselenggarakan terhadap sasaran layanan,baik formal maupun formal individu maupun kelompok.Ynag sering menjadi pertanyaan ialah hal-hal apakah yang menjadi pusat perhatian atau titik berat pandangan konselor dalam menyelegarakan lyanan bimbingan dan konseling?Hal inilah yang menimbulkan konsep tentang orientasi yaitu orientasi perseorangan,orientasi perkembangan,orientasi permasalahan.
Lebih jauh lagi Bab ini membahas ruang lingkup kerja bibingan dan onseling,yaitu daerah tempat dilaksananakn pelayanan bimbingan dan konseling,pelayanan dengan orientasi perseorangan,perkembangan,dan permasalahan itu diselengarakan di dalam ruang lingkup sekolah dan luar sekolah.
B. Permasalahan
Dalam Bab ini terdapat permasalahan pokok yang terdapat pada bahasan di bab pembahasan,permasalahan itu ialah:
a. Apakah yang itu Orientasi bimbingan dan onseling dan apakah yang menjadi titik berat Orientasi bimbingan dan konseling?
b. Bagaimanakah ruang lingkup pelayanan bimbingan dan konseling?

PEMBAHASAN
ORIENTASI DAN RUANG LINGKUP KERJA
BIMBINGAN DAN KONSELING

A. Orientasi bimbingan dan konseling
Orientasi yang di maksud di sini adalah”pusat perhatian” atau “titik berat
perhatian misal nya seorang yang berorientasi ekonomi maka ia akan menitik beratkan pandangan atau memusatkan perhatiannya pada perhitungan untung rugi yang dapat ditimbulkan oleh pergaulan yang ia akan dengan orang lain. Sedangkan orang yang berorientasi agama akan melihat pergaulan itu sebagai lapangan tempat dilangsungkannya ibadah menurut ajaran agama.
1) Orientasi perseorangan
Misalnya seorang konselor memasuki sebuah kelas di dalam kelas itu ada sebuah
orang siswa, apakah yang menjadi titikberat pandangan konselor berkenaan dengan sasaran layanan, yaitu siswa-siswa yang hendaknya memperoleh layanan bimbingan dan konseling, semua siswa itu keseluruhan ataukah masing-masing siswa seorang demi seorang? ”Orientasi” perseorangan menghendaki agar konselor menitik beratkan pada siswa secara individual.
Sebuah kaidah yang berkaitan dengan orientasi perorangan dalam bimbingan
konseling dapat dicatat sebagai berikut :
a. Semua kegiatan yang diselenggarakan dalam rangka pelayanan bimbingan dan konseling diarahkan bagi peningkatan perwujudan diri sendiri setiap individu yang menjadi sasaran layanan.
b. Pelayanan bimbingan dan konseling meliputi kegiatan berkenaan dengan individu untuk memahami kebutuhan-kebutuhannya, motivasi-motivasinya.
c. Setiap konseli harus diterima sebagai individu dan harus ditangani secara individual.
d. Adalah menjadi tanggung jawab konselor untuk memahami minat, kemampuan dan perasaan konselor untuk mempelajari individu merupakan dasar bagi program BK.

2) Orientasi perkembangan
Secara khusus Thompson dan Rudolph (1983) melihat perkembangan individu dari sudut perkembangan kognisi, dalam perkembangannya anak-anak berkemungkinan mengalami hambatan perkembangan kognisi.
Empat bentuk hambatan kognisi
a. Hambatan egosentrisme,Yaitu ketidak mampuan melihat kemungkinan lain diluar apa yang dipahaminya.
b. Hambatan Konsenterasi,Yaitu ketidak mampuan untuk memusatkan pehatian pada lebih dari satu aspek tentang sesuatu hal.
c. Hambatan Reversibilitas,Yaitu ketidakmampuan mnelusuri alur yang terbaik dari alur yang di pahami semula.
d. Hambatan Transpormasi,Yaitu ketidak mampuan meletakkan sesuatu paada susunan urutan yang ditetapkan.
3. Orientasi Permasalahan
Jenis masalah yang mungkin diderita oleh individu amat bervariasi Roo L. Mooney ( dalam Prayitno, 1987 ) mengidentifikasi 330 masalah yang digolongkan ke dalam 11 kelompok masalah, yaitu kelompok masalah yang berkenaan dengan :
a. Perkembangan jasmani dn rohani atau ( kesehatan ) (PJK)
b. Keuangan, keadaan linkungan, lapan pekerjaan (KLP)
c. Kegiatan sosial dan reaksi (KSR)
d. Hubungan muda-mudi dan perkawinan (HPP)
e. Hubungan sosial dan kejiwaan (HSK)
f. Keadaan pribadi kejiwaan (KPK)
g. Moal dan agama (MDA)
h. Keadaan rumah dan keluarga (KRK)
i. Masa depan pendidikan dan pekerjaan (MPP)
j. penyesuaian terhadap tugas-tugas sekolah (PTS)
k. kurikulum sekolah dan prosedur pengajaran (KPP)
Frekuensi munculnya masalah di warnai oleh berbagai kondisi lingkungan di sekolah.(prayitno.1980).
B. Ruang Lingkup Pelayanan bimbingan dan konseling
Pelayanan bimbingan dan konseling memiliki peranan penting,baik bagi individu yang berada dalam lingkungan sekolah,rumah tangga(keluarga) maupun pada masyarakat umum nya.
1) Pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah
Sekolah merupakan lembaga formal yang secara khusus di bentuk untuk menyelenggarakan pendidikan bagi warga masyarakat.
a. keterkaitan antara bidang pelayanan bimbingan dan konseling dan bidang-bidang lainnya.
Dalam proses pendidikan,khususnya disekolah,mortensen dan schmuller (1976) mengemukakan adanya bidang-bidang tugas dan pelayanan yang saling terkait.
Bidang-bidang tersebut terlihat pada gambar tersebut:
Bidang:

Administerasi
dan Superfisi.
Bidang:
Pengajaran
Bidang:
Bimbingan &
Konseling
Gambar: Bidang-bidang pelayanan di sekolah
Dalam gambar tersebut terdapat tiga bidang pelayanan pendidikan,yaitu bidang kurikulum dan pelaksanaan pengajaran,bidang Administerasi dan kepemimpinan dan kesiswaan:
a. Bidang Kurikulum dan pengajaran,meliputi semua bentuk pengembangankurikulum dan pelaksanaan pengajaran,Yaitu penyampaian dan pengembangan pengetahuan,keterampilan,sikap,kemampuan berkomunikasi peserta didik.
b. Bidang administerasi dan kepemimpinan,Yaitu bidang yang meliputi berbagai fungsi berkenaan dengan tanggung jawab dan pengambilan kebijaksanaan,serta bentuk-bentuk kegiatan pengelolaan dan administerasi sekolah,seperti perencanaan ,pembiayaan,pengadaan,pengembangan staf,prasarana dan saran fisik dan pengawasan.
c. Bidang Kesiswaan,yaitu bidang meliputi berbagai fungsi dan kegiatan yang mengacu kepada pelayanan kesiswaan secara individual agar masing-masing peserta didik itu dapat berkembang sesuai dengan bakat,potensi,dan minat-minatnya,serta tahap-tahap perkembangannya.

1. Tanggung jawab konselor kepada sekolah.
a) Tanggung jawab konselor kepada siswa:
 memiliki kewajiban dan kesetiaan utama dan terutama kepada siswa yang harus di perlakukan sebagai individu yang unik.
 menyelenggarakan bimbingan konseling secara tepat dan profesional.
 menjaga kerahasiaan tentang siswa dan sebagainya
1) Pelayanan bimbingan dan konseling di luar sekolah
a. Bimbingan dan konseling keluarga
Keluarga merupakan satuan persekutuan hidup yang paling mendasar dan merupakan pangkal kehidupan masyarakat. Palmo Lowry, Weldon dan Scioscia (1984) mengidentifikasikan perubahan-perubahan yang terjadi secara signifikan mempengaruhi struktur dan kondisi keluarga, yaitu meningkatnya perceraian, kedua orang tuanbekerja, pengangkatan anak, emansipasi pria-wanita dan kebebasan hubungan seksual. Bimbingan konseling keluarga menurut Palmo dkk. Sebenarnay bukanlah sesuatu yang baru. Pelayanan tersebut telah dimulai sejak tahun 1940 an, dan sejak tahun 1980 an pelayanan yang menangani permasalahan dalam keluarga itu tampak berkembang dengan cepat.
b. Bimbingan dan konseling dalam lingkungan yang lebih luas
Menurut (Chiles dan Elten, 1983) pelayanan bimbingan konseling yang
menjangkau daerah kerja yaitu yang mampu bekerjasama selain dengan guru, administator dan orang tua juga dengan berbagai komponen dan lembaga di masyarakat secara lebih luas.
Konselor seperti ini bekerja dengan masalah-masalah personal, emosional, sosial, pendidikan dan pekerjaan, yang kesemuanya itu mencegah timbulnya masalah, pengentasan masalah, dan menunjang perkembangan individu anggota masyarakat.
Konsep profesional yang multidimensional itu akan lebih banyak berperan sebagai pelatih dan supervision, di samping penyelenggaraan layanan dan kegiatan “tradisional” bimbingan dan konseling bagi kaum muda dan anggota masyarakat lainnya (goldman, 1976)



DAFTAR PUSTAKA

http://images.dartono.multiply.multiplycontent.com.
Prayitno,Dasar-dasar bimbingan dan konseling, Jakarta:PT.Reineka Cipta,
2004.












KESIMPULAN
Orientasi yang di maksud di sini adalah”pusat perhatian” atau “titik berat
perhatian misal nya seorang yang berorientasi ekonomi maka ia akan menitik beratkan pandangan atau memusatkan perhatiannya pada perhitungan untung rugi yang dapat ditimbulkan oleh pergaulan yang ia akan dengan orang lain. Sedangkan orang yang berorientasi agama akan melihat pergaulan itu sebagai lapangan tempat dilangsungkannya ibadah menurut ajaran agama.
1. Orientasi perseorangan
2. Orientasi perkembangan
3. Orientasi Permasalahan


C. Ruang Lingkup Pelayanan bimbingan dan konseling
Pelayanan bimbingan dan konseling memiliki peranan penting,baik bagi individu yang berada dalam lingkungan sekolah,rumah tangga(keluarga) maupun pada masyarakat umum nya.
a. keterkaitan antara bidang pelayanan bimbingan dan konseling dan bidang-bidang lainnya.
b. Tanggung jawab konselor kepada sekolah
c. Bimbingan dan konseling keluarga
d. Bimbingan dan luas lebih yang lingkungan dalam konseling

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger

Cari Blog Ini