Selamat Datang di Blog Bimbingan Konseling Islam ((Semoga Anda Terinspirasi))

Minggu, 09 Januari 2011

Motivasi dalam konseling

BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
 Di dalam dunia konseling seorang konselor harus memiliki rasa memiliki motivasi yang kuat untuk dirinya sehingga akan bertujauan ketika konselor mempunyai motivasi yang tinggi akan mudah untuk membantu seorang individu atau klien untuk menghadapi masalhanya. Karena seorang konselora harus mampu untuk itu.
Ketika seorang konselor tidak mampu memotivasi dirinya, bagaimana dia akan memotivasi orang lain, dengan kata lian kewajiban yang harus dimilki seorang konselor untuk memahami motivasi, didalam konseling perlu yang namanya motivasi,sehingga bahasan kita nanti membahas tentang motivai dalam konseling.

B.     Permasalahan
Masalah yang akan kita temui dalam pokok bahasan ini ialah bagamana seorang konselor memahami konsep motivasi,teori-teori motivasi,prinsip motivasi, yang kana di bahas pada bab selanjutnya.



BAB II. PEMBAHASAN
MOTIVASI DALAM KONSELING
Berbicara dengan motivasi dalam konseling,berarti kita harus paham dulu apa yang di maksd dengan motivasi, kemudian kita kaitkan dengan proses konseling, kita bahas sedikit tentang konseling, konseling ialah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui melalui wawancara konseling oleh seorang ahli (konselor) kepada individu yang sedang mengalami masalah  atau di sebut (konseli) yang bermuara pada teratasinya masalah yang di hadapi klien[1]
A.    Motivasi
1.      Konsep
Pengertian motivasi adalah dari kata “Motivation.”kebutuhan”,dorongan”,dan “instink” jadi motivasi adalah dorongan-dorongan yang timbul pada diri atau dari dalam diri seorang atau individu yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku, yang menghasilkan tujuan (motif).[2]
motivasi diguanakan untuk menunjukan suatu keadaan dalam diri seorang yang berasal dari akibat kebutuhan,dan motiv inilah yang mengaktifkan atau membangkitkan perilaku yang biasanya tertuju pada pemenuhan kebutuhan tadi.motif yang mucul untuk kebutuhan fisiologis sebut dorongan.
Ayat yang berkenaan dengan motivasi ialah Qur’an surat Ar-Rad ayat 11

3..... žcÎ) ©!$# Ÿw çŽÉitóム$tB BQöqs)Î/ 4Ó®Lym (#rçŽÉitóム$tB öNÍkŦàÿRr'Î/ 4  ....
...Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan[768] yang ada pada diri mereka sendiri. ...

 [768]  Tuhan tidak akan merobah keadaan mereka, selama mereka tidak merobah sebab-sebab kemunduran mereka.

Memahami motivasi merupakan satu hal penting bagi para konselor dalam proses konseling, karena berbagai alasan:
a)      Klien harus didorong untuk bekerjasama dalam konseling dan senantiasa berada dalam situasi itu.
b)      Klien harus senantiasa di dorong untuk berbuat dan berusaha sesuai tuntutan.
c)      Motivasi merupakan hal yang penting dalam memelihara dan mengembangkan suasana konseling.

2.      Teori Motivasi
Teori motivasi dapat di kategorikan menjadi tiga kelompok yaitu teori dengan pendekatan :
A.    Teori jenjang kebutuhan  (A.Maslow)
Teori motivasi yang dikembangkan abraham maslow banyak digunakan dalam konseling ada,menurut teori ini ada lima tingkatan kebutuhan dalam diri manusia mulai dari yang paling dasar sampai yang paling tinggi, yaitu ,Kebutuhan jasmaniah,kebutuhan memperoleh rasa aman,kebutuhan sosial,kebutuhan memperoleh harga diri dan kebutuhan aktualisasi diri.[3]
a)      Kebutuhan jasmani
Yaitu kebutuhan manusia yang erat hubungannya dengan proses kehidupan jasmaniah,kebutuhan ini sifatnya primer dan universal, artinya mutlak harus di penuhi oleh siapa saja kapan saja,dan dimana saja. Kebutuhan ini antara lain kebutuhan akan makan,minuman,udara dsb.
b)      Kebutuhan memperoleh rasa aman.
Disamping kebutuhan yang bersifat jasmaniah manusia membutuhkan rasa aman bebas darri segala ketegangan,ancaman,kehilangan, dsb. Banyak orang yang terdorong dan betah dalam situasi tertentu seperti pekerjaan,pendidikan,dalam keluarga. Karena dapat menimbulkan rasa aman dan tentram dan sebaliknya banyak pula orang yang merasa gelisah dalam melaksanakan tugasnya karena didalamnya tidak terdapat rasa aman. Hal inilah yang harus mendapat perhatian dari para konselor dalam proses konseling.
c)      Kebutuhan sosial
Sudah merupakan kodratnya bahwa manusia akan tergantung kepada manusia lain.Manusia sebagai mahluk sosial menyebabkan ketergantugan antara satu dengan lainya,karena itu berhubungan dengan manusia lain adalah merupakan suatu kebutuhan pula yang tergolong kedalam kebutuhan sosial misalnya,kebutuhan bergaul, berorganisasi,persahabatan,tolong-menolong dan saling mengenal.Kebutuhan ini banyak mendorong individu untuk melakukan berbagai tindakan,oleh karena itu para konselor di harapkan memahami akan hal ini dan memberikan situasi yang kondusif bagi terpenuhnya kebutuhan sosial sehingga mendorong klien untuk melakukan tugasnya secara efektif dan prosuktif.
d)     Kebutuhan untuk memperoleh harga diri
Setiap orang mempunyai harga diri dan setiap orang pula senantiasa akan mempertahankan harga dirinya. Harga diri ini selalu ingin di pertahankan dan di kembangkan. Kebutuhan ini akan berkembang baik jika kebutuhan-kebutuhan sebelumnya terpenuhi. Jika kebutuhan tahap ini tidak memperoleh pemuasan misalnya mendapat perlakuan yang kurang wajar,dapat menimbulkan kekecewaan dan pada gilirannya akan mempengaruhi kualitas kerjanya.
e)      Aktualisasi diri
Kebutuhan ini merupakan pendorong bagi seorang untuk menampilkan dirinya sebagai pribadi yang khas di lingkungannya. Pengakuan terhadap perwujudan diri atau aktualisasi diri ini akan mendorong untuk mampu melakukan tugas-tugasnya secara efektif dan produktif.[4]

B.     Teori Kebutuhan / motif berprestasi (McCelland)
Menurut McCelland pada dasarnya dalam diri setiap orang terdapat kebutuhan untuk melakukan perbuatan dalam memperoleh hasil sebaik-baiknya. Kebutuhan ini disebut dengan kebutuhan berprestasi (Need for achievement) dan mendorong individu untuk melakukuan perbuatan sebaik mungkin.Menuret McCelland orang yang tergolong bermotif (tujuan) tinggi ditandai dengan ciri-ciri yaitu: (1).Menyenangi situasi yang menuntut tanggung jawab pribadi untuk menyelasikan masalah.(2) Cenderung mengambil resiko yang moderat di banding dengan resiko rendah atau tinggi.(3) selalu mengharapkan balikan nyata (concrete feedback) dari semua unjuk kerja yang telah di lakukan.
Maksud dari teori ini diharapkan konselor mampu memahami teori kebutuhan berprestasi yakni konselor mengerti akan kemampuan dirinya, yang sebaik-baiknya akan menghasilkan hasil yang sebaik-baiknya. Sehingga konselor dapat membantu konseli memiliki motif berprestasi,


C.    Teori Penguatan (Skinner)
Teori ini lebih banayk menekankan pada aspek-aspek yang berkaitan dengan faktor-faktor yang dapat memperkuat atau memperlemah seorang dalam melakukan tindakan.Teori ini kuat atau lemahnya dorongan bagi seorang melakukan suatu tindakan  banyak tergantung pada faktor-faktor yang memperkuat atau memperlemah dari hasil tindakan.Suatu tindakan menghasilkan  sesuatu yang memuaskan,maka tindakan itu cenderung di perkuat.Dan sebaliknya,apabila suatu tindakan menghasilkan sesuatu yang kurangmemuaskan,maka tindakan itu cenderung akan diperlemah. Prinsip ini oleh skinner disebut dengan Operant Conditioning. Menurut Skinner setiap respon yang terjadi dari suatu stimulus,akan menjadi stimulus baru yang mendorong untuk berprilaku.Dalam konseling klien atau konseli hendaknya diberikan rangsangan yang dapat memberikan kepuasan, dan selanjutnya diberikan penguatn yang dapat dilakuakn olleh konselor,ada empat macam penguatan yang dapat dilakukan oleh konselor dalam mewujudkan prilaku:
a)      Penguatan positif, yaitu memberikan pernguatan terhadap tindakan yang dinilai positif atau baik.
b)      Penguatan negatife,yaitu dengan memberikan penguatan untuk meninggalkan tindakan-tindakan yang dipandang negatif atau kutang tepat.
c)      Penghapusan, yaitu usaha untuk menurunkan tindakan yaang tidak dikehendaki dengan memberikan penguatan manakala itu terjadi.
d)     Hukuman, yaitu dengan memberikan hukuman-hukuman terhadap mereka yang melakukan tindakan yang dipandang tidak sesuai dengan harapan terdorong untuk melakukan tindakan-tindakan yang tepat.

3.      Prinsip-prinsip motivasi
Prinsip motivasi yang dapat sebagai acuan ialah:
a)      Prinsip kompetisi
Maksudnya dengan prinsip kompetisi adalah persaingan secara sehat,baik inter maupun antar pribadi.Kompetisi intra pribadi atau self competition adalah kompetisi dalam diri pribadi masing-masing dari tindakan atau untuk kerja dalam dimensi waktu atau tempat.Kompetisi antar pribadi adalah persaingan antara individu yang satu dengan individu yang lain. Dengan persaingan yang sehat dapat menimbulkan motivasi untuk bertindak secara lebih baik.

b)     Prinsip pemacu
Dorongan untuk melakukan berbagai tindakan akan terjadi apabila pemacu tertentu.Pemacu ini dapat berupa informasi,percontohan,amanat,peringatan dan sebagainya, semua itu dapat di kembangkan melalui interaksi antara konselor dengan klien dengan menggunakan berbagai tehnik dan pendekatan dalam proses konseling.
c)      Prinsip Ganjaran (reward) dah hukuman
Ganjaran yang di terima oleh seorang dapat meningkatkan motivasi untuk melakukan tindakan yang dilakukan.kemudian hukuman yang diberikan dapat menimbulkan motivasi untuk tidak lagi melakukan tindakan yang menyebabkan hukuman itu.Hal yang harus diingat adalah ganjaran dan hukuman itu dapat ditterapakn secara tepat agar benar-benar dirasakan oleh yang bersangkutan sehingga fapat memberikan motivasi.
d)     Kejelasan dan kedekatan tujuan
Makin jelas dan makin dekatt suatu tujuan maka akan makin mendorong seorang untuk melakukan tindakan,sehubungan dengan prinsip ini,maka dalam proses konseling,konselor seyogyanya membantu klien dalam memahami tujuannya secara jelas.Melalui konseling,klien dibantu untuk membuat tujuan-tujuan yang masih umum dan jauh menjadi tujuan yang khusus dan lebih dekat.
e)      Pemahaman hasil
Dikemukakan bahwa hasil yang dicapai seorang akan merupakan balikan dari upaya yang telah dilakukanya.Perasaan sukses yang ada pada diri seseorang akan mendorongnya untuk selalu memelihara dan meningkatkan unjuk kerjanya lebih lanjut. Dalam proses konseling,klien hendaknya selalu di pupuk untuk memiliki rasa sukses dan terhindar dari berkembangnya rasa gagal.
f)       Pengembangan minat
Minat dapat di artikan sebagai rasa senang atau tidak senang dalam menghadapi suatu objek.Prinsip dasarnya adalah bahwa motivasi seorang cenderung akan meningkat apabila yang bersangkutan memiliki minat yang besar dalam melakukan tindakannya. Dalam hubungan ini motivasi dapat dilakukan dengan jalan menimbulkan atau mengembangkan minat seorang dalam melakukan tindakanya.
g)      Lingkungan yang kondusif
Lingkungan yang kondusif baik lingkungan fisik,sosial maupun psikologis dapat menumbuhakn dan mengembangkan motif untuk beerja dengan baik dan produktif.Untuk itu dapat diciptkan lingkungan fisik konseling yang sebaik mungkin,misalnya kebrsihan ruangan,tata ruanganmtata letak,fasilitas,dsb
KESIMPULAN

Jadi setelah kita memahami tentang motivasi, yaitu dari teori,pengeritan ataupun konsep, prinsip dan sebagainya yang sudah ada pada uraian diatas, dapat dikaitkan mejadi motivasi dalam konseling, maksudnya ketika proses konseling seorang konselor harus bisa memotivasi klien atau individu yang mempunyai masalah sehingga seorang klien dapat mengatasi masalahnya dengan tepat, dan dapat memberikan suatu pergerakan yang positif setelha mendapatkna motivasi hal ini dapat dijadikan bahwa motivasi  dalam konseling merupakan hal yang terpentng dalam proses konseling, jadi intinya seorang konselor haus bisa memahami motivasi.


[1]           Tohirin,Bimbingan dan konseling di sekolah. Jakarta:PT.Reineka Cipta, hal 22
[2]               C.George Boeree. General psychology.Prismasophie. jogjakarta.hal 126
[3]               Mohamad surya,Psikologi konseling. Pustaka bani quraisy,jakarta hal 102
[4]               Ibid.hal 104

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger

Cari Blog Ini